Solusi pemanfaatan kolong jembatan / jalan layang

Kondisi kolong jembatan /jalan layang di kota-kota besar di Indonesia, memang beragam. ada yang terawat tetapi ada juga yang tidak terawat. Pemukiman liar yang memanfaatkan kolong jembatan layang lingkar luar, khususnya di Jakarta Utara adalah salah satu contoh negatifnya. Kebakaran yang terjadi di pemukiman liar di daerah Pluit beberapa tahun yang lalu, menyebabkan jalan layang tidak bisa dipergunakan, akibatnya akses jalan dan / ke Bandara menjadi terhambat. Permasalahan ini memang cukup rumit, namun mesti ada pihak yang bertanggungjawab dalam pemeliharaan dan perawatan kolong jembatan / jalan layang. Entah itu dari pihak Pemda/Pemkot, Suku Dinas PU jalan atau instansi lainnya. Kartunmania melihat ada beberapa solusi yang bisa dimanfaatkan.

Lakukan kerjasama pihak swasta dalam perawatan kolong jembatan. Kompensasi bagi pihak swasta, bisa dalam hal promosi di lokasi kolong yang bersangkutan. Kalau perlu, terapkan aturan yg agak “memaksa” agar pihak swasta mengalokasikan anggaran promosi ke kolong jembatan.
Selain dengan pihak swasta, bisa juga dilakukan kerjasama dalam pengelolaan lahan kolong jembatan layang dengan RT, RW atau Karang Taruna setempat. Hal ini saya pikir juga bermanfaat dalam mengurangi angka pengangguran.
Dua poin diatas harus didukung dengan aturan yang jelas tentang kegiatan apa saja yang boleh dilakukan, entah itu untuk lapangan futsal, laha parkir, cuci mobil dsb. Yang penting semua kegiatan tersebut masuk dalam katagori aman / tidak merusak fasilitas jembatan / jalan layang.

Okeeh, lanjut ke kartun aja bro…. 🙂

Kartun Pikiran Rakyat, 12 Mei 2013

YAYAT CEKING – Karya : Rond & A’doen

“Harmoni Kolong Jembatan..” :batas